Saturday, January 29, 2011

Penerapan Prinsip Kepemimpinan dalam Bagian Kesenian di OPPM

Bab II
PEMBAHASAN

a.Kajian Teoritis
Kepemimpinan adalah "suatu proses yang kompleks dimana seseorang mempengaruhi orang lain untuk menunaikan suatu misi, tugas atau tujuan dan mengarahkan organisasi yang membuatnya lebih kohesif dan koheren". Mereka yang memegang jabatan sebagai pemimpin menerapkan seluruh atribut kepemimpinannya (keyakinan, nilai-nilai, etika, karakter, pengetahuan dan keterampilan).
Menurut George R. Terry "kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseotang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadara dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang di inginkan".
Sedangkan menurut DR Thomas Gordon "kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sbg suatu interaksi antara seseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara pemimpin dengan anggota-anggota kelompok setiap peserta didalam interaksi dengan memainkan peranan dan dengan cara-cara tertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari satu dengan yang lainnya". Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi dan orang lain dipengaruhi. Gaya kepemimpinan yang melanggar garis demokrasi Allah hanyalah menumbuh suburkan anarkisme dan keganasan hewaniyah, sebagaimana disebutkan oleh Thomas Hobbes "Homo Homini Lupus" manusia akan menjadi pemangsa manusia yang lainnya. Itulah yang terjadi jika yang memimpin adalah otak bukan hati.
Pemimpin sejati adalah orang yang yang selalu mencintai dan memberi perhatian kepada orang lain, sehinnga ia dicintai. Memilki integritas yang kuat sehingga ia dipercaya oleh pengikutnya. Selalu membimbing dan mengerti pengikutnya, memilki kepribadian yang kuat dan konsisiten. Dan yang terpenting adalah memimpin berlandaskan suara hati yang fitrah.
b. Pembahasan
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinana adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi sekelompok orang-orang yang memiliki kebutuhan yang sama dan mengarahkan mereka agar mereka bersedia melakukan pekerjaan sesuai pengarahannya. Dalam kepemimpinan ada seorang pemimpin yang menggerakkan kelompoknya dengan berbagai cara, dan gaya masing-masing. Namun pada intinya pemimpin adalah orang-orang yang mampu menunjukkan kepada kelompok, kesempatan apa saja yang bisa diraih dan bagaimana cara meraihnya.
Pemimpin memprsatukan kelompok dengan satu tujuan dan komitmen yang bisa diterima oleh semua anggota kelompok. Dia memberikan teladan kepada anggota kelompok. Pemimpin berusaha bahkan siap berkorban untuk melindungi anggota dari bahaya atau kerugian yang mungkin bisa di derita.
Pemimpin mempengaruuhi para anggota kelompok dengan bukti-bukti dari setiap ucapannya. Karena bukti-bukti inilah kemudian kelompok bersedia menuruti apa yang dikatakan dan dianjurkannya. Dengan ide-idenya yang cemerlang seseorang mengarahkan kelompoknya untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Melalui pencapaian-pencapaian inilah secara bertahap pemimpin memperoleh kepercayaan dari kelompoknya. Kepercayaan ini semakin lama tumbuh menjadi semakin besar karena pemimpin tidak memanfaatkannya untuk kepentingannya sendiri melainkan untuk kepentingan bersama.
2. Prinsip-prinsip Kepemimpinan
Disekitar kita, banyak sekali contoh-contoh pemimpin dengan tipikal, gaya dan prinsip yang berbeda. Untuk menghasilkan seorang pemimpin yang tidak hanya dicintai, dipercaya atau diikuti, namun juga membimbing sesuai hati nurani. Disini saya akan menyebutkan 4 prinsip yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
A. Pemimpin yang Dicintai
Kita bisa mencintai orang lain tanpa memimpin mereka, tapi kita tidak bisa memimpin orang lain tanpa mencintai mereka. Seorang pemimpin tidak bisa hanya menunjukkan prestasi kerjanya saja, namun ia harus mencintai dan dicintai orang lain.
Prinsip basmallah adalah jawabannya. Selalu berusaha mengerti dan menghargai setiap individu, dan selalu bersikap rahman serta rahim. Berbeda dengan teknik sekarang yang banyak diajarkan, yang lebih menekankan pada teknik luar seprti; senyum, mengingat nama, mau mendengar, atau fokus pada minat orang lain. Sedangkan Nabi Muhammad Saw. lebih dari sekedar kulit tsb. Ia lebih memilih untuk menanamkan pengaruhnya lewat inner-beauty-nya yang memukau dan tanpa cacat.
B. Pemimpin yang Dipercaya
Seseorang yang memilki integritas tinggi adalah orang yang penuh keberanian serta berusaha tanpa kenal putus asa untuk dapat mencapai apa yang ia cita-citakan. Cita-cita yang dimilikinya itu mampu mendorong dirinya untuk tetap konsisten dengan langkahnya. Ketika kita mencapai tingkat ini, maka orang lain akan melihat bagaimana aspek 'mulkiyyah' yaitu komitmen kita, sehingga orang kemudian akan menilai dan memutuskan untuk mengikuti atau tidak mengikuti kita.
Integritas akan membuat kita dipercaya, dan kepercayaan ini akan menciptakan pengikut. Dan kemudian tercipta sebuah kelompok yang memiliki kesamaan tujuan. Inilah prinsip kedua dari kepepmimpinan. Setelah mencapai landasan sebagai pemimpin yang dicintai maka prinsip kedua adalah integritas yang menciptakan kepercayaan.
Integritas adalah sebuah kejujuran, integritas tidak pernah berbohong dan integritas adalah kesesuaianm antara kata-kata dan perbuatan yang menghasilkan kepercayaan.
C. Pemimpin sebagai Pembimbing
Pemimpin yang berhasil bukanlah yang berhasil dari sisi luas atau tidaknya kekuasaannya, namun lebih karena kemampuannya memberikan motivasi dan kekuatan kepada orang lain. Seorang pemimpin dikatakan gagal apabila tidak berhasil memiliki penerus. Pada prinsip inilah puncak loyalitas pengikutnya akan terbentuk. Prinsip pertama akan menghasilkan pemimpin yang dicintai, prinsip kedua akan menghasilkan pemimpin yang memperoleh kepercayaan karena integritas, dan pada prinsip ketiga akan tercipta loyalitas, kader-kader penerus sekaligus kesetiaan dari para pengikutnya.
Selain memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi dan memiliki integritas, komitmen dan konsisitensi seorang pemimpin harus memiliki kejernihan hati. Kita harus merdeka dari prinsip-prinsip yang keliru, subyektif pembanding yang tidak obyektif, mengetahui prioritas, dan terbebas dari prasangka negatif. Ini semua merupakan syarat mutlak yang sangat menentukan bagi eksistensi kepemimpinan seseorang, termasuk juga diri kita.
Pemimpin pada tingkat ini harus sudah memiliki prinsip yang kuat dan benar, yaitu hanya berpegang pada Tuhan. Bahwasanya telah banyak terbukti seorang pemimpin bisa menyesatkan jutaan orang dengan pengaruh dan cara berpikir yang salah.
D. Pemimpin yang Berkepribadian
Harry S Truman mengatakan bahwa "Disiplin pribadi (diri sendiri) adalah suatu hal yang datang terlebih dahulu". Pemimpin tidak akan berhasil memimpin orang lain apabila ia belum berhasil memimpin dirinya sendiri. pemimpin harus mampu dan berhasil menjelajahi dirinya sendiri. Sebelum ia memimpin keluar, ia harus lebih dahulu memimpin ke dalam.
3. Pengaplikasian Prinsip Kepemimpinan dalam Bagian Kesenian di OPPM
Siap di pimpin dan siap memimpin adalah sebuah slogan yang memiliki makna yang dalam akan kepemimpinan pada suatu organisasi di PMDG Ponorogo. Kepemimpinan bagi seorang santri seperti kami yang mana diberikan amanah untuk menjadi seorang pemimpin di bagian kesenian, tidak hanya dituntut sebagai seorang seniman, tetapi kita memilki kewajiban agar dapat memimpin dan menjadikan anggota kami mahir dalam segala bidang seni yang di landasi nilai-nilai agama. Karena seni merupakan nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia yang tercurah dalam sebuah karya. Maka dari itu, prinsip-prinsip kepemimpinan di atas sangat berpengaruh dalam pengaplikasian di bagian OPPM ini.
Namun pada kenyataannya keempat prinsip tersebut tidak dapat di aplikasikan semuanya dalam dunia nyata, hanya sebagian prinsip saja yang dapat di aplikasikan dalam bagian kesenian OPPM ini. Yatu: sebagai pemimpin yang di cintai, yang mana bersikap rahman serta rahim pada anggotanya. Sebagai pemimpin yang berkepribadian dimana kita bisa berhasil memimpin diri sendiri sebelum memimpin orang lain dan mengenal secara dalam siapa diri kita sebenarnya. Dan sebagai pembimbing, yaitu dengan memberikan motivasi dan kekuatan pada anggotanya serta dapat mengembangkan kemampuan dan keteguhan mental orang lain.
Akan tetapi, prinsip sebagai pemimpin yang di percaya ini kurang dapat di aplikasikan dengan baik dalam bagian kesenian di OPPM, hal ini di karenakan kurangnya konsistensi kepercayaan dan pengaruh dari seorang pemimpin atau kurangnya integritas yang di milikinya.