Saturday, July 2, 2011

15 Sebab Dicabutnya Berkah

Sesungguhnya ALLAH Ta’ala telah menjamin rezeki seluruh hamba-Nya, baik yang beriman maupun yang kafir. Dia juga telah membagi-bagikan diantara mereka penghidupan mereka di dunia. Artinya, Allah telah membuat keragaman di antara makhluk-Nya, atas harta, rezeki, akal, pemahaman, dan lainnya yang Dia berkahi kepada mereka. Hal itu dimaksudkan supaya sebahagian mereka bisa mempergunakan sebahagian yang lain dalam amal pekerjaan karena mereka saling membutuhkan satu sama lain.
Makna berkah (Albarakah) adalah berkembang dan bertambah. Sedangkan makna “at-tabarruk” mendoakan seseorang atau yang lainnya agar mendapat berkah.
- Berikut ini ada beberapa sebab-sebab hilangnya berkah:
1) Tidak adanya Takwa dan Rasa Takut Kepada Allah Swt.
Jika kita tidak bertakwa dan tidak merasa takut kepada Allah, niscaya hidup kita akan hampa sekali dari kebaikan dan berkah. Dan kita tidaklah termasuk pada muslim sejati, karena diantara ciri-ciri orang mukmin yang sejati ialah bertakwa kepada Allah, merasa taut kepada-Nya, dan waspada terhadap siksa-Nya.
Takwa adalah dasar atau syarat untuk memperoleh berkah dan mendapatkan kebajikan di dunia dan di akhirat.
Berkah dari langit adalah berupa turunnya hujan, dan berkah dari bumi adalah melimpahnya tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan, banyaknya binatang ternak dan adanya keselamatan dan kesejahteraan. Hal itu karena langit laksana bapak dan bumi laksana ibu.
Selain itu, takwa juga merupakan asas membuka kesusahan, keluar dari kesempitan, dan mempermudah segala persoalan.
2) Tidak Adanya Ikhlas dalam Beramal.
Allah tidak memberkahi segala amal yang kita lakukan, kecuali jika kita menyiraminya dengan air ikhlas. Dan kita tidak akan merasakan nilai rezeki kita dan manisnya kehidupan kita. Kecuali jika kita mengupayakannya dengan jerih payah dan sungguh-sungguh dalam beramal. Kita akan merasakan nikmatnya buah hasil kebajikan yang bisa kita petik secara rutin. Yang akan membuat tenang jiwa kita dan membuat senang hati kita. Dan apa yang kita lakukan di dunia ini tidak sia-sia.
Pada hakekatnya ikhlas berarti mencari keridhaan Allah dalam setiap amalan yang kita jalankan. Dan hal itu harus selalu terpampang di depan mata kita, sebab dosa yang paling besar hingga yang paling kecil semuanya elak akan diperlihatkan kepada kita.
3) Tidak Menyebut Asma Allah, Ketika Memulai Pekerjaan, Ketika Berzikir dan Beribadah Kepada-Nya.
Setiap amalan yang tidak kita awali dengan menyebut asma Allah terputus dari kebajikan dan berkah. Syetan akan bersama kita dalam amal yang kita lakukan itu. Segala sesuatu yang ditemani syetan, niscaya berkahnya akan terputus. Oleh karena itu sebutlah nama Allah disetiap kegiatan aktivitas yang kita lakukan. Sebab, dengan demikian berkah allah akan datang. Selain itu, dengan menyebut nama Allah juga dapat mengusir syetan. Sehingga berkah pun datang tanpa ada yang menghalangi.
Sesungguhnya rezeki itu tidak akan terlepas dari diri kita. Karena, simpanan-simpanan kekayaan Allah sangat banyak dan tidak akan pernahada habis-habisnya.
4) Memakan Harta Haram.
Allah ta’ala tidak akan memberi berkah pada harta kita yang haram. Karena harta yang tidak baik itu hanya akan mengundang adzab Allah dan tidak mengandung kebajikan serta berkah sama sekali. Bahkan sebaliknya, bisa menimpakan bencana pada pemiliknya.
Bagaimanapun, kapanpun, dimanapun, seorang muslim dituntut untuk mencari rezeki yang halal.harta yang haram itu tidak akan diterima di sisi Allah. Dan sama sekali tidak menjajnjikan manfaat, kebajikan, pahala dan berkah.
5) Tidak Berbakti Kepada kedua Orang Tua dan menelantarkan Hak-hak Anak.
Hidup kita akan kosong sama sekali dari berkah dan kebajikan jika kita tidak mau berbakti kepada kedua orang tua kita yang menjadi perantara dalam kehidupan kita ini.
Dalam pandangan Allah azza wa jalla, drhaka dan tidak mau bernakti pada kedua orang tua termasuk kategori dosa besar yang paling besar. Perintah berbakti pada kedua orang tua ini tidak berbatas ketika mereka masih hidup saja. Tetapi berlanjut sekalipun mereka sudah meninggal dunia. Yaitu, dengan memohon rahmat dan ampunan untuk mereka, melaksanakan pesan mereka, menyambung tali kekeluargaaan mereka, dan memuliakan teman-teman mereka.
Kita juyga tidak boleh menelantarkan hak-hak anak. Supaya Allah memberikan berkah terhadap anak-anak kita, maka kita harus berbuat baik terhadap mereka, memenuhi hak-hak mereka dengan cara memberi nafkah, memperlakukan sma dalam hal memberi pemberian diantara mereka, dan mendidik mereka dengan baik. Karena itu, wajib hukumnya mendidik anak dengan akhlak yang baik dan perilaku yang benar. Sebab, pendidikan yang baik akan membuahkan hasil yang baik pula, baik di dunia maupun di akhirat. Ketika masih hidup di dunia anak berbakti kepada orang tuanya dan ketika mereka sudah berada di akhirat anak akan berdoa memohon rahmat dan ampunana untuk orang tuanya kepada Allah.
6) Memutuskan Tali Kekeluargaan dan Silaturahmi.
Allah tidak berkenan memberikan berkah terhadap harta kita, rumah kita, ajal kita, anak kita, jika kita tidak mau menyambung dan memelihara hubungan dengan kaum kerabat kita. Sehingga kita di kategorikan sebagai orang yang membuat kerusakan di muka bumi. Apabila seorang hamba mau menyambung serta memelihara hubungan dengan kerabatnya, niscaya Allah berkenan dengan memberikan hidayah dan rahmat-Nya, sehingga hidupnya penuh dengan kebajikan dan berkah.
Sebaliknya, apabila ia memutuskan hubungan di antara mereka, niscaya Allah juga akan memutuskannya dengan menurunkan murka serta adzab berupa kesempitan, kesusahan dan laknat, shingga hidupnya penuh dengan derita yang tak sanggup ia jalani.
7) Kikir dan Enggan Berderma.
Allah tidak berkenan memberikan berkah terhadap harta yang ditahan oleh pemiliknya dan tidak dinafkahkan untuk hal-hal yang baik. Kikir adalah karakter yang tercela dan dikecam.
Orang kikir itu jauh dari Allah, jauh dari shurga, jauh dari manusia dan dekat dengan neraka. Harta orang kikir itu dilucuti berkahnya sehingga tidak mengandung kebajikan, dan pertumbuhan sama sekali. Karena sifat kikir itu akan medorong orang yang bersangkutan kepada bencana dan kehancuran. Sehingga ia tergolong orang-orang yang merugi. Pada hari kiamat kelak, harta orang kikir itu akan dikalungkan pada lehernya, selanjutnya ia akan disetrikakan pada setiap bagian anggota tubuhnya sebagai balasan atas kekikirannya dalam mendermakan harta yang telah di anugerahkan Allah kepadanya dan juga sebagai balasan atas kegemarannya menimbun harta tanpa mau menyumbangkannya di jalan allah.
Kita, niscaya Allah akan memberikan ganti yang berlipat ganda atas harta yang kita nafkahkan itu dan memberkahi seluruh kehidupan kita.
8) Tidak Bertawakkal kepada Allah Dengan Sebenar-benar Tawakkal.
Hidup akan terasa dari kebajikan dan berkah, jika seseorang dalam beramal hanya mengandalkan sebab musabab belaka, yanpa mau mengandalkan Allah. Tawakkal kepada allah bisa menambah berkah dan kebajikan dalam hidup, karena tawakkal termasuk maqam / tingkatan agung yang menjanjikan kecintaan Allah.
9) Tidak Senang dan Tidak Puas Atas Apa yang telah Diberikan Allah.
Hidup kita akan terasa hampa dari berkah dan kebajikan kalau kita merasa tidak senang atas apa yang Allah telah ditentukan Allah bagi kita, dan merasa tidak puas atas apa yang telah kita miliki. Akibatnya dimata Allah kita termasuk orang yang tercela. Apabila seseorang merasa tidak senang terhadap apa yang telah diberikan Allah pada kita dan tidak merasa puas atas apa uyang ada di tangannya, niscaya selamanya ia tidak akan merasakan nilai rezekinya dan manisnya kehidupan. Harta sedikit yang telah mampu mencukupi kebutuhan hidup seseorang, terkadang lebih utama daripada harta banyak yang justru mencelakakannya.
Ada tiga kenikmatan yang di anugerahkan allah kepada seorang manusia, dan seandainya ia menyadarinya maka ia akan memandang remeh dunia dan tidak perlu terlalu susah payah mengejarnya. Pertama; sehat dari penyakit, kedua; selamat dan ketiga; mempunyai makanan untuk keperluan pada hari itu. Persoalan besok itu adalah urusan yang ada di tangan Allah dan manusia sama sekali tidak mempunyai kuasa atas hal itu. Sebab, ketika hari esok itu datang, sangat boleh jadi ia sudah tidak menjadi salah satu penghuni dunia alias telah meninggal dunia. Kematian itu selalu mengintai di dekat setiap orang.
10) Melakukan Maksiat Serta Dosa, dan Tidak Mau Bertaubat Serta Memohon Ampunan.
Harta yang dihasilkan dari perbuatan maksiat dan dosa sama sekali tidak mengandung kebajikan dan berkah. Secara keseluruhan, maksiat utu dapat menghilangkan berkah agama dan dunia. Tenggelam dalam nafsu dan maksiat dapat melemahkan iman.
11) Mendidik dan Membesarkan Anak-anak Tidak Berdasarkan Agama.
Setiap muslim sangat dianjurkan untuk mengajarkan kalimat tauhid laa ilaaha illallah,kepada anak-anaknya sebagai kata-kata yang pertama kali ia ucapkan kepada anak-anaknya. Siapa yang tidak mau mendidik anaknya dengan hal-hal yang berguna dan membiarkannya begitu saja, berarti ia telah berbuat sangat jahat kepada anaknya sendiri.
12) Membuat Kerusakan di Muka Bumi.
Kebajikan dan berkah akan menjauhi orang-orang yang berbuat jahat dan berbuat keruskan di muka bumi dimanapun berada, karena mereka layak mendapat laknat / kutukan dari Allah. Orang seperti itu tidak akan mendapatkan kebajikan, baik di dunia maupun di akhirat.
Manusia dilarang merusak segala sesuatu yang ada di muka bumi. Termasuk dalam larangan merusak tsb adalah merusak nyawa dengan cara membunuh atau memotong anggota-anggota tubuh, merusak harta benda dengan cara menguasai hak orang lain tanpa seijinnya.
Jadilah kita termasuk orang-orang yang berbuat kebaikan, supaya jiwa, akal, agama dan seuruh kehidupan kita terjaga dari hal-hal yang buruk.
13) Tidak Mensyukuri Nikmat Allah.
Kalau kita tidak mensyukuri atas nikmat yang diberikan allah, niscaya seluruh hidup kita akan hampa dari kebajikan, berkah dan kebahagiaan. Dan kit pun akan tergolong orang-orang yang mengkufuri nikmat dan pantas ditimpal adzab Allah yang sangat pedih. Allah telah menjadikan kata syukur sebagai ucapan pembukaan para penghuni shurga. Karena pentingnya syukur ini, iblis pun selalu berusaha untuk membujuk manusia agar mereka tidak mau bersyukur kepada Allah. Dan iblis tahu bahwa syukur itu memiliki kedudukan yang sangat besar dan sangat tinggi.
14) Percekcokan Rumah Tangga.
Tidak ada kebajikan, berkah dan kebahagiaan dalam kehidupan yang isinya hanya percekcokkan, perselisihan dan perbedaan apapun penyebabnya. Terlebih jika terjadi antara sepasang suami isteri yang telah diikat oleh ikatan yang sangat kuat. Sesungguhnya problema dan perselisihan antara sepasang suami isteri dapat melenyapkan berkah dari segala sesuatu, harta, benda, anak-anak dan lain sebagainya. Sebagai akibatnya keutuhan rumah tangga pun menjadi pecah dan berpengaruh pada lenyapnya generasi penerus dan hancurnya masyarakat. Apabila selalu terjadi percekcokan antara sepasang suami isteri, maka yang akan menanggung akibatnya adalah anak-anak. Mereka akan terlantar dan tidak terurus.
Apabila sepasang suami isteri sudah tidak bisa berdamai untuk mengatasi perselisihan, pertentangan dan persoalan-prsoalan yang terjadi di antara mereka, Allah mewajibkan kepada pihak keluarga masing-masing untuk ikut campur. Seandainya masing-masing dari pasangan suami isteri menyadari bahwa sebagaimana pasangannya ia juga mempunyai tanggung jawab lalu masing-masing konsisten melaksanakan tanggung jawabnya sebaik mungkin dan menyadari bahwa masing-masing mempunyai hak serta kewajiban terhadap yang lain. Kemudian masing-masing dengan sungguh-sungguh tetap setia. pada hak dan kewajiban-kewajiban tersebut, niscaya di antara keduanya tidak akan terjadi masalah, konflik atau pertentangan sama sekali. Kehidupan rumah tangga mereka akan banyak diliputi oleh banyak kebajikan, berkah dan kebahagiaan.
15) Mendoakan Buruk Diri Sendiri, Anak-anak dan Harta.
Tidak ada kebaikan dan berkah sama sekali pada diri kita, anak0anak kita, harta kita jika kita mendoakan yang tidak baik untuk mereka. Karena boleh jadi Allah mengabulkan doa kita tsb seketika itu juga. Sehingga hal tsb menjadi bencana yang membuat kita menyesal.
Adalah kewajiban seorang muslim untuk selalu mendoakan yang baik-baik, supaya semua urusan dan keadaannya tetap berlangsung baik dimanapun ia berada. Yakinlah bahwa doa kita akan dikabulkan oleh Allah Swt. lakukan itu sesering mungkin jangan lemah dan jangan terburu-buru.
Sesungguhnya doa itu adalah musuh bencana yang sanggup menangkal, mengatasi, mencegah dan menghilangkannya atau meringankannya ketika bencana itu terlanjur turun. Sesungguhnya di dalam doa itu terdapat kebajikan, berkah dan kebahagiaan di dunia atau di akhirat atau di kedua-duanya. Wallahu A’lam …

Daftar Pustaka:
- Al-Qur'anul Karim
- Abu Al-Hamd Abdul Fadhil, 15 Sebab Dicabutnya berkah, Pustaka Alkautsar, 2008, Jakarta