Sunday, April 3, 2011

Anatomi Sistem Bisnis Syariah

1. Ruang Lingkup Bisnis
Bisnis adalah serangkaian usaha yang dilakukan satu orang atau lebih individu atau kelompok dengan menawarkan barang dan jasa guna mendapat keuntungan atau laba. Bicara bisnis tidak lepas dari aktivitas produksi. Aktivitas bisnis punya tujuan memperoleh data untuk kelangsungan hidup bisnis tersebut. Bisnis juga merupakan sebuah usaha, dimana setiap pengusaha harus siap untung dan siap rugi. Bisnis tidak hanya tergantung dengan modal uang, reputasi, keahlian, ilmu dan lainnya, tetapi sahabat dan kerabat juga dapat menjadi modal bisnis. Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.
Tujuan bisnis merupakan hasil akhir yang ingin dicapai oleh para pelaku bisnis dari bisnis yang mereka lakukan dan merupakan cerminan dari berbagai hasil yang diharapkan bisa dilakukan oleh bagian-bagian organisasi perusahaan (produksi, pemasaran, personalia, dll) yang akan menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

2. Peran Bisnis
Peran dan fokus utama perusahaan dalam masyarakat adalah untuk sukses di pasar dan menyediakan produk, kekayaan, pekerjaan dan pendapatan yang dibutuhkan masyarakat. Harapan pada perusahaan tidak harus menempatkan peran yang berisiko atau mengurangi dari fokus itu. Jadi peran bisnis adalah untuk kepentingan bersama, antara perusahaan sebagai produsen dan juga masyarakat sebagai konsumen.

3. Ruang Lingkup Sistem Bisnis dalam Islam
Ekonomi Islam adalah suatu ilmu dan seni yang berkaitan dengan rutinitas sehari-hari kehidupan ekonomi muslim, yaitu bagaimana dia memperoleh pendapatan dan bagaimana ia menghabiskan itu. Di tempat "Muslim" karena Islam adalah sebuah agama ideologis dan dengan demikian memiliki kepedulian langsung hanya dengan pengikutnya). Ini adalah ilmu dalam arti yang melibatkan metode ilmiah banyak dalam produksi barang, distribusi dan konsumsi.
Ruang lingkup ekonomi Islam sangat luas. Karena Islam adalah agama Ilahi, maka sistem ekonomi adalah juga Ilahi. Fakta ini terbukti dari ajaran Al-Qur'an. Mereka yang telah mempelajari Kitab Suci ini mengetahui bahwa manusia telah diciptakan sebagai khalifah Allah di bumi ini, dan dengan demikian seluruh alam semesta telah dimasukkan dalam layanan mereka.
Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create valio) melalui penciptaan barang dan jasa (create of good and service) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.
Ruang lingkup bisnis meliputi:
a. Kegiatan individu dan kelompok atau unsure manusia sebagai produsen
b. Penciptaan nilai, barang dan jasa atau unsure modal dan material serta metode dan manajerial.
c. Transaksi atau unsure pasar
d. Keuntungan melalui transaksi atau unsure system perekonomian

Sedangkan etika produksi dalam hukum islam atau lingkaran halal dan haram adalah seorang muslim harus menanam dan memproduksi apa-apa yang memberikan kemaslahatan dan apa-apa yang di halalkan. Diantara produk yang di anjurkan beredar ialah produk yang meguatkan akidah, etika dan moral manusia. Investasi harta dengan cara memberikan keuntungan dan kemaslahatan masyarakat pada lembaga atau perusahaan yang sesuai syariah.
Sebagaimana firman Allah Swt.
“Barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang yang dzalim.” (Al-Baqarah: 229).
Kita juga harus mendapatkan harta atau penghasilan dengan cara yang halal, dan juga menghindar dari penghasilan yang dicapai dengan cara yang haram. Begitu juga dalam mempergunakannya, harus dengan cara yang diperbolehkan Islam dan tidak mempergunakannya dengan cara yang diharamkan Islam. Perbedaan antara halal dan haram bukan saja mengharuskan tujuannya mesti benar, namun sarana untuk mencapai tujuan itu juga haruslah baik.
Penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa ruang lingkup bisnis dalam Islam ialah meliputi seluruh aspek dalam kegiatan bisnis, (yang berawal dari produsen melalui proses produksi, transaksi, pengambilan keuntungan, hingga berakhir sampai konsumen). Yang memenuhi prinsip etika dalam suatu bisnis yang wajib di laksanakan oleh setiap pihak (muslim), baik individu maupun komunitas yaitu berpegang teguh pada semua yang di halalkan Allah Swt. atau sesuai hukum syariah dan tidak melewati batas.

4. Konsep Sistem Produksi
Produksi dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk mengolah atau membuat bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
 Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi dapat dikelompokkan menjadi tiga antara lain meliputi:
1. Routing
Routing merupakan kegiatan menentukan urut – urutan dalam mengerjakan suatu pekerjaan,sejak dimulai sampai dengan barang itu jadi.
2. Scheduling
Scheduling merupakan pembuatan jadwal (schedule) untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Jadwal kegiatan dibuat sejak mulainya pekerjaan sampai dengan selesai. Penyusunan schedule biasanya didasarkan pada permintaan konsumen, kemampuan sarana dan prasarana dan kendala – kendala yang lain. Biasanya untuk menjaga kelancaran proses produksi perlu dibuat Master Schedule. Master Schedule adalah daftar barang setiap macam barang pada waktu – waktu tertentu. Untuk memudahkan pelaksanaannya dan membacanya, biasanya schedule dinyatakan dalam bentuk table atau kadang – kadang berbentuk Guant chart, yaitu bagan berupa balok untuk menunjukkan waktu kegiatan.
3. Dispatching dan Follow up
Dispatching merupakan pemberian wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan. Pelaksanaan dispatching dapat dilakukan dengan perintah lisan, perintah tertulis, atau dengan tanda yang berupa bunyi. Sedangkan Follow up merupakan suatu langkah perbaikan atas kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya. Kesalahan terjadi karena rencana tidak sesuai dengan pelaksanaan.
 Prosedur Perencanaan Produk
1. Perencanaan produksi berdasarkan permintaan pasar Perencanaan untuk perusahaan yang menghasilkan produk untuk memenuhi kebutuhan pasar, pada umumnya macam produknya standar, usia produk panjang dan jumlah permintaan banyak. Perencanaan didahului dengan membuat forecasting permintaan, kemudian diikuti dengan rencana persediaan barang jadi dan rencana jumlah produksi. Selanjutnya dibuat rencana kebutuhan bahan baku,bahan pembantu, sumberdaya manusia, kebutuhan mesin dan sebagainya. Dari rencana kebutuhan bahan baku dapat dilanjutkan dengan rencana pembelian dan rencana penyimpanan barang. Dari rencana kebutuhan mesin dapat dilanjutkan dengan rencana pemanfaatan kapasitas dan scheduling.
2. Perencanaan produksi berdasarkan order Perencanaan untuk perusahaan yang melayani pesanan. Umumnya menghasilkan barang yang bermacam – macam, dengan bahan baku yang bermacam – macam. Permintaan barang bermacam – macam, macamnya berganti-ganti dan jumlahnya tidak tentu, sehingga sulit dibuat forecast permintaanya. Karena macam dan jumlah permintaan konsumen sulit diforecast, maka fasilitas produksi harus dibuat relative fleksibel, penyediaan bahan-baku dan pembantu berdasarkan rata – rata kebutuhannya pada tahun – tahun sebelumnya, dan belum tentu mengaitkan dengan macam barang yang dihasilkan.
 Pengembangan Perencanaan dan Pengendalian Produksi dengan MRP
Salah satu pengembangan yang sangat penting dalam perencanaan dan pengendalian produksi adalah sistem perencanaan kebutuhan material (Material Requirement Planning). Dalam MRP biasanya hasil produksi akhir terdiri dari beberapa komponen, yang dibuat sendiri di pabrik. Masukan – masukan untuk membuat MRP:
1. Bills of Materials
Bills of Material adalah daftar barang – barang yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Daftar ini memuat apa saja yang diperlukan untuk membuat suatu barang, serta jumlah yang diperlukan untuk setiap produk.
2. Struktur Produk
Struktur produk adalah logika proses produksi, yang menyatakan hubungan antara beberapa pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema.

3. Master Production Schedule
Master production schedule adalah jumlah barang yang dibuat pada setiap periode yang kan datang. Biasanya kebutuhan produksi tiap minggu, bulan atau hari.
4. Data Inventory atau Persediaan Barang
Informasi yang berkaitan dengan inventory adalah gross requirement, schedule receipts, projected on hand inventory, planned receipts, dan planned order releases.
 Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi mempunyai tanggung jawab terhadap pembuatan peramalan, rencana produksi, penjadwalan produksi, penugasan kerja, jalur produk, tingkat persediaan, ukuran jumlah pembelian yang ekonomis dan penyaluran produk dll.
 Dokumen Proses Produksi
Untuk mengendalikan proses produksi diperlukan “dokumen” bagi penguraian dan spesifikasi produk.

5. Transformasi Nilai dalam Sistem Bisnis Islam.
Transformasi nilai di dalam system bisnis Islam dapat dilihat dari pengaruh interaktif antara pelaku bisnis dan pemilik sumber daya yang lain. Hubungan antara pihak supplier, produsen dan costumer atau konsumen secara Islami harus merupakan hubungan yang bersifat kerja sama (partnership) yang saling menguntungkan atau saling memberikan kontribusi manfaat positif di antara ke semua pihak tsb. Antara para pemilik input dan pengelola ada system yang mengatur secara sistemik. Pengaturan itu dapat berbentuk system pasar yang berlaku atau negosiasi secara transparan, ikhlas satu sama lain, dan saling memberikan keuntungan serta saling memberikan keuntungan serta saling dibutuhkan. Jika terjadi resiko, maka ada penanggungan bersama yang relevan dan sepadan sesuai dengan pengukuran keadilan.
System pasar yang berlaku tentu harus kondusif. Kalau pasar yang berlaku bersifat bersaing sempurna, maka harga yang berlaku sesuai hukum pasar sempurna, yaitu hukum pasar yang lebih ditentukan oleh kekuatan demand dan supply secara simultan di pasar. Tetapi, jika pasar terstruktur menjadi pasar monopoli maka mekanismenya ditentukan oleh pelaku yang memonopoli dalam pasar. Sehingga harga yang terbentuk sebagai cermin dari alokasi dan transformasi nilai sumber daya lebih ditentukan struktur pasar yang bersifat monopoli atau aligopoli itu. Jika transformasi nilai dinilai terdistorsi, maka diperlukan pihak ketiga, misalnya pemerintah untuk mencegahnya dengan kebijakan yang diperlukan.
Struktur pasar yang terbentuk tentu harus diorientasikan pada mekanisme yang dapat mensejahterakan seluruh pelaku bisnis beserta seluruh pihak terkait tanpa kecuali.
Berdasarkan pengalaman empirik yang kuat, argumentasinya adalah bahwa mekanisme pasar yang mendukung orientasi transformasi nilai yang adil diperlukan keterlibatan pihak ketiga (pemerintah yang mengendali atau fasilitator) untuk menentukan arah mekanisme pasar yang berorientasi pada kesejahteraan yan merata. Dengan demikian, system bisnis yang berlaku terikat pada koridor system ekonomi yang diarahkan oleh pihak ketiga ini. Di sinilah mekanisme sistem bisnis Islam yang diharapkan berpengaruh dan menentukan di dalam system ekonomi yang berorientasi pada kesejahteraan meluas dan merata bagi keseluruhan umat manusia (sistem yang rahmatan lil alamin).

0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment