Dalam berkarier, ketika sudah
mulai terjebak dengan rutinitas tugas dan irama kerja, kita bisa jadi melupakan
alasan awal kenapa kita harus bekerja. Dan kita tidak sendirian... hampir
sebagian orang mengalami hal serupa.
Jika mau merenungkan, ada banyak
alasan yang mendorong orang untuk melangkah ke tempat kerja dan melaksanakan
tugasnya setiap hari. Alasan-alasan itulah yang membedakan performance
kerja antara satu orang dengan lainnya. Ada
yang selalu bersemangat dalam bekerja ada juga yang setengah hati. Ada yang
sangat malas dan hanya bersemangat saat menjelang gajian atau saat ada
pemeriksaan dsb.
Secara umum ada empat alasan
yang menjadi dasar orang bekerja:
1.
Bekerja untuk
memenuhi tuntutan hidup: pendorong utama kita bekerja adalah semangat
memperoleh penghasilan yang dapat digunakan untuk memenuhi tuntutan hidup. Hal ini
adalah sesuatu yang wajar. Sebagian besar orang bekerja memang untuk tujuan
ini. Namun jangan sampai semangat seperti ini menutup pandangan kita, sebab hal
ini akan membuat kita akan giat bekerja jika ada uang di ujungnya. Kita akan
diperhamba oleh uang dan akan mengukur segala sesuatu dengan uang. Kita akan
seperti bus kota yang mengejar setoran yang melupakan dimensi sosial dalam
hidup. Kita akan melupakan sisi lain dalam bekerja yakni pelayanan yang tulus dan dedikasi. Dua hal
yang menjadi dasar untuk bekerja dengan sungguh-sungguh dan berkualitas
sehingga dibelakang hari dengan sendirinya akan memberi banyak kebahagiaan bagi
kita.
2.
Bekerja sekadar
memenuhi kepatuhan: kita bekerja dengan alasan karena orang lain di sekitar
kita bekerja. Kita ikut bekerja karena bagi kita begitulah kepatutannya. Selanjutnya,
kita datang secara rutin ke tenpat kerja dan bekerja semata-mata untuk memenuhi
kewajiban yang ditetapkan sebelum mendapatkan imbalan. Jika kita bekerja dengan
pandangan ini, maka kita bekerja dengan perasaan terpaksa. Akibatnya, kita akan
bekerja dengan setengah-setengah. Tak ada totalitas dalam sikap bekerja. Kita akan
lebih banyak diam begitu tugas sudah beres. Waktu yang tersisa setelah itu akan
kita gunakan untuk kegiatan yang tidak ada tujuannya dan tidak mendukung
pekerjaan kita sama sekali. Orang akan melihat kita sibuk dan bekerja keras
namun sesungguhnya semua itu semu (pseudo-productivity). Karier kita
akan sulit menanjak karena hanya sedikit hal yang kita pelajari di luar tugas pokok
kita.
3.
Bekerja karena takut
sanksi: awalnya mereka bekerja untuk memenuhi tuntutan hidup. Begitu mendapat
pekerjaan, mereka melakukannya dengan terpaksa. Dasarnyab hanya sekadar untuk
tidak sampai mendapatkan sanksi dalam bentuk apa pun yang memungkinkan mereka
kehilangan pekerjaan. Jika kita bekerja dengan prinsip ini, kita akan berusaha
tampil manis dalam melakukan pekerjaan untuk mengelabui orang lain dan atasan
kita. Di satu sisi, hal ini akan membuat kita terpola sebagai pekerja yang disiplin.
Namun, disisi lain secara perlahan tapi pasti telah membentuk diri kita menjadi
robot yang sama sekali tak memiliki imajinasi dan kreativitas.
4.
Bekerja karena
panggilan hidup: prinsip ini meyakini bahwa bekerja merupakan kewajiban hidup
sebab seluruh semesta terikat oleh hukum kerja. Karena itu, tak ada pilihan
lagi bagi kita selain bekerja sungguh-sungguh untuk memaknai setiap detik dalam
hidup kita. Bahasa keren dari sikap ini adalah ‘profesionalisme’. Sikap ini
akan membuat kita bekerja dengan penuh optimisme. Dengan kesadaran yang tinggi
kita melibatkan diri dalam persoalan-persoalan yang ada dan menjadi bagian
penting dari penyelesaiannya. Bagi kita, pujian atau makian bukanlah perkara besar.
Yang utama bagi kita adalah kepuasan karena mampu bertanggung jawab terhadap
semua tugas atau pekerjaan. Bekerja dengan landasan ini akan membuat kita
menjadi proaktif mencari apa yang belum dilakukan dan senantiasa belajar untuk
mengembangkan diri semaksimal mungkin. Kita juga akan belajar mengenai hal-hal
baru serta kemungkinan-kemungkinan yang dapat dikembangkan menyangkut pekerjaan
kita.
Lalu sebagai perempuan aktif, prinsip manakah yang mendorong
kiat beekrja?
Kita mesti merenungkannya dengan tenang. Dan berubahlah
jika kita merasa perlu untuk maju...
0 comments:
Post a Comment