Pada dasarnya, cara yang paling
mudah untuk menstimulus otak bayi perempuan ketika masih bayi adalah dengan
mempelajari wajah. Bila kita ingin mempraktikkannya, itu sangat mudah. Jika
kita adalah ibunya, yang harus kita lakukan adalah sering-seringlah menatap
mata sang bayi. Hal ini karena pada dasarnya semua bayi dilahirkan dengan
kebutuhan untuk membalas pandangan. Pada saat itu, proses pandang-memandang ini
bisa menumbuhkan ikatan antara bayi dan ibunya.
Bayi perempuan sejak dilahirkan sudah mempunyai program
untuk membalas pandangan jauh lebih baik ketimbang bayi laki-laki. Selama di
dalam rahim, anak perempuan tidak mengalami gelombang testosteron yang
menciutkan pusat-pusat komunikasi, observas dan memproses emosi sehingga
proses mereka untuk mengembangkan keterampilan dalam bidang ini jauh lebih baik
ketimbang anak laki-laki saat dilahirkan.
Pada usia 3 bulan seyelah dilahirkan, keterampilan bayi
eprempuan dalam kontak mata dan saling menatap wajah akan meningkat lebih 400%.
Selain itu, sejak dilahirkan, bayi perempuan sudah berminat pada ekspresi
emosi. Mereka mendapat makna tentang diri mereka berdasarkan tatapan, sentuhan
dan reaksi dari orang-orang yang melakukan kontak dengannya. Dari petunjuk ini,
mereka mengetahui apakah dirinya berharga, layak dicintai atau menjengkelkan.
Oleh karena itu, tatapan wajah
yang sering dilakukan ini mengindikasikan bahwa seorang anak perempuan lebih “membutuhkan”
simbiosis dengan ibunya. Tindakan menatap wajah yang lebih sering dilakukan
terhadap bayi perempuan tidak merujuk suatu kebutuhan tetapi merujuk
keterampilan bawaan dalam mengamati.
Seorang bayi ketika memasuki usia
3 bulan juga sering kita dapati memegang jari-jemari tangan atau kakinya, itu
bukan sekadar iseng. Ketika memasuki usia 3 bulan, biasanya bayi melakukan
eksplorasi tubuh yang merupakan salah satu aspek perkembangan yang harus
terjadi pada bayi. Ketika si bayi sedang memegang jari-jari kakinya, sebenarnya
ia sedang melakukan pengamatan pada lingkungan. Artinya, perkembangan sosial
dan personal sosialnya normal. Bahkan, eksplorasi tubuh dapat meningkatkan
keterampilan motorik halus bayi dan meningkatkan kecerdaasan. Kegiatan ini sama
saja dengan merangsang fungsi-fungsi di dalam otaknya.
1.
PERBEDAAN OTAK BAYI
PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI
Setiap anak memiliki
karakteristik tersendiri, baik anak laki-laki maupun perempuan. Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa banyak perbedaan nyata yang terlihat sejak bayi
dilahirkan, seperti tingkah laku atau kegemaran dari si kecil. Seperti
diberitakan dari parenting, ada beberapa perbedaan gerak dan emosi antara anak
laki-laki dan anak perempuan, yaitu:
Anak Laki-laki:
a.
Menyukai gerak-gerik:
psikolog university of Cambridge di Inggris menuturkan bahwa anak
laki-laki lebih memilih melihat gerakan mekanik dari suatu barang dibandingkan
dengan gerakan manusia. misalnya senang melihat gerakan wiper mobil. Hal
inilah yang membuat anak laki-laki lebih cepat tahu asal dari suatu gerakan.
b.
Senang bergerak:
anak laki-laki lebih senang bergerak seperti menendang dan bergoyang dibanding
perempuan. Tak jarang anak laki-laki lebih banyak masuk ke UGD akibat cedera.
c.
Lebih emosional dari
yang dipikirkan: menurut studi, anak laki-laki 6 bulan bisa tampak setenang
anak perempuan saat frustasi, tapi denyut jantung dan napasnya menunjukkan ada
tekanan yang besar di dalam tubuhnya.
d.
Menyukai keramaian:
hal ini karena anak laki-laki lebih suka melihat beberapa wajah dalam satu
kelompok dibandingkan dengan individu.
e.
Relatif tak kenal
takut: anak laki-laki akan mengekspresikan rasa takutnya lebih sedikit
dibandingkan dengan anak perempuan. Ketika ibu menunjukkan wajah menakutkannya
pada bayi laki-laki maka ia akan mengabaikan ibunya dan tetap bermain dengan
mainannya.
Kemampuan spasial. Jika
diperhatikan, si buyung kelihatan lebih unggul dalam menangani benda-benda tiga
dimensi, sehingga ia lebih baik dalam kemampuan merancang, menyusun dan
abstraksi. Misalnya membangun jembatan dari balok-balok susun atau memecahkan
soal matematika. Ini karena lobus parietal atau bagian otak yang letaknya di
pelipis bawah yang bertanggung jawab untuk mengatur persepsi pada anak
laki-laki lebih besar sekitar 6% daripada anak perempuan.
Kandungan bahan kimia. Anak
laki-laki lebih emosional dan gampang naik darah ketika menghadapi konflik. Ini
karena, bagian otaknya yang disebut lymbic temporal akan lebih aktif. Bagian
ini adalah pengaturan emosi yang ebrhubungan dengan aksi motorik, teristimewa
perilaku agresif ketika emosional. Karena itu si buyung cenderung menyalurkan
emosinya dengan pukulan atau makian. Selain itu, ada kerja hormon yang memengaruhi
perilaku anak laki-laki, yaitu hormon serotinin mereka yang lebih rendah
daripada anak perempuan. Itulah mengapa anak laki-laki tampak lebih ‘gelisah’.
Anak Perempuan:
a.
Senang meniru: dalam sebuah penelitian
diketahui bahwa anak perempuan yang baru lahir akan lebih baik dalam menyalin
gerakan jari dibandingkan anak laki-laki. Hal ini menunjukkan anak perempuan
lebih senang meniru interaksi manusia, sedangkan anak laki-laki meniru gerakan
mesin.
b.
Lebih baik dalam
menggunakan tangannya: ketika diberikan tugas yang berhubungan dengan motorik
halus seperti memanipulasi mainan, menggunakan peralatan makan dan menulis,
anak perempuan akan memiliki hasil yang lebih baik.
c.
Menjadi pendengar
yang baik: anak perempuan lebih terbiasa dengan suara-suara manusia,
sehingga ia lebih memilih mendengar suara manusia diabnding suara lainnya. Saat
orang lain berbicara, anak perempuan cenderung akan lebih terlibat dibanding
anak laki-laki.
d.
Senang memerhatikan
wajah: hal ini membuatnya lebih memungkinkan untuk membangun dan
mempertahankan kontak mata karena tertarik dengan wajah seseorang. Kondisi ini
membuatnya lebih terampil membaca ekspresi emosional. Msialnya saat ibunya
sedang tertekan atau stress.
e.
Lebih cepat
berbicara: berdasarkan penelitian yang melibatkan anak usia 8-30 bulan,
diketahui bahwa anak perempuan lebih memahami apa yang orang lain katakan,
mulai berbicara lebih awal (sekitar usia 12 bulan dan anak laki-laki usia 13-14
bulan). Pada usia 16 bulan, ia sudah bisa mengucapkan 100 kata sedangkan anak
laki-laki hanya sekitar 30 kata. Sementara itu, penelitian di Virginia tech,
Amerika Serikat (2008) terhadap 224 anak perempuan dan 284 anak laki-laki usia
2 bulan – 16 tahun mengungkapkan, kemampuan berbahasa dan motorik halus anak
perempuan berkembang 6 tahun lebih awal dibandingkan area otak yang melibatkan kemampuan
spasial dan menargetkan suatu hal, berkembang 4 tahun lebih awal pada anak
lelaki dibandingkan otak anak perempuan.
Kemampuan berbahasa. Gadis
kecil kita akan cenderung lebih bawel dan cerewet dari pada sang jagoan cilik?
Jangan heran. Ini karena jalur saraf (corpus callosum) antara belahan
otak kanan dan otak kiri anak perempuan sudah terhubung lebih awal, yakni sejak
masih dalam rahim. Selain kemampuan berbahasanya dibandingkan anak laki-laki, anak
perempuan juga mampu merangkai kata-kata dalam kalimat yang panjang.
Pintar menyimpan memori.
Kalau anak perempuan menjadi pengingat yang pandai, tak usah heran. Ya, karena
bagian otaknya bernama hippocampus, yakni pusat pengatur memori, lebih
besar dibandingkan anak laki-laki. Anak perempuan lebih pandai mengingat bahkan
pada hal-hal rinci atau detail.
Kandungan bahan kimia.
Jika anak perempuan sedang emosi, bagian otaknya bernama cyngulata gyrus
akan lebih aktif. Bagian otak ini mengontrol emosi seseorang. Namun kurang
baiknya, jika gadis kecil kita sedang bersedih, ia lebih suka memendam
perasaannya sehingga sering menderita depresi. Hormon serotin merekapun mampu
membuat mereka lebih tenang. Tak heran jika anak perempuan lebih kalem
menanggapi konflik. Selain serotonin, eprempuan juga memiliki hormon oksitosin.
Yaitu zat yang membuat mereka lebih luwes dalam menjalin relasi antar manusia.
0 comments:
Post a Comment