Monday, May 12, 2014

Anggaran Bahan Mentah

A.    Pengertian Anggaran Bahan Baku
Anggaran Bahan Baku adalah semua budget yang berhubungan dan merencanakan secara sistematis serta lebih terperinci tentang menggunakan bahan mentah untuk proses produksi selama periode tertentu yang akan datang.
Anggaran ini dibuat dengan tujuan:
1.      Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku langsung
2.      Memperkirakan jumlah pmbelian bahan baku langsung yang diperlukan
3.      Sebagai dasar memperkirakan kebutuhan dana yang dibutuhan untuk melaksanakan pembelian bahan langsung
4.      Sebagai penentuan dasar pokok produksi yakni memperkirakan komponen harga pokok pabrik karena penggunan bahan baku langsung dalam proses pokok produksi
5.      Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengendalian bahan baku langsung.

B.     Proses penyusunan anggaran

Adapun Proses kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan anggaran antara lain :
1.      Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan
2.      Pengolahan dan penganalisaan data dan informasi untuk mengadakan taksiran-taksiran.
3.      Menyusun budget serta menyajikannya secara terratur dan sistematik.
4.       pengkoordinasian pelaksanaan budget.
5.      pengumpulan data dan informasi sebagai pelaksanaan dari fungsi anggaran yaitu pengawasan kerja.
6.      pengolahan dan penganalisaan data dalam rangka mengadakan evaluasi terhadap kerja yang telah dilakukan, serta menyusun kebijakan-kebijakan sebagai tindak lanjut (followup) dari hasil evaluasi tersebut.
(M. Munandar, 1985:16).

C.    Komponen Anggaran Bahan Baku Langsung

1.      Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Langsung
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan kuntitas fisik bahan baku langsung yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode yang akan datang.
2.      Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung
Adalah anggran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang akan di beli pada periode yang akan datang dengan mempertimbangkan faktor persediaan dan kebutuhan bahan baku lansung untuk keperluan produksi.
3.      Anggaran Persediaan Bahan Baku Langsung
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang harus disimpan sebagai persediaan.
4.      Anggaran Biaya Bahan Baku Langsung yang habis dipergunakan dalam produksi
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan nilai (dinyatakan dalam satuan uang) bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi.
Beberapa hal yang harus diperinci di dalam anggaran bahan mentah yang habis di pakai adalah:
1.      Jenis bahan mentah yang digunakan.
2.      Jumlah masing-masing bahan mentah yag habis di pakai untuk proses produksi.
3.      Harga per unit masing-masing jenis bahan mentah.
4.      Nilai masing-masing bahan mentah yang habis dipakai untuk proses produksi.
5.      Jenis barang yang dihasilkan.
6.      Waktu penggunaan bahan mentah.

D.    Jenis-jenis Anggaran Bahan Baku

Anggaran bahan baku ini terdiri dari empat jenis anggaran, yaitu:
1.      Anggaran kebutuhan Bahan Baku (Unit of Direct Materials Used Budget)
Anggaran kebutuhan bahan mentah disusun untuk merencanakan jumlah fisik bahan baku langsung yang diperlukan, bukan nilainya dalam rupiah. Secara terperinci anggaran ini harus dicantumkan:
·         Jenis barang yang dihasilkan
·         Jenis bahan baku yang digunakan
·         Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi
·         Standar penggunaan bahan baku
·         Waktu penggunaan bahan baku
Standar Penggunaan bahan (SP) adalah bilangan yang menunjukkan berapa satuan bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan 1 (satu) satuan barang jadi.
Contoh: Standar Penggunaan = 2, untuk barang jadi A dan bahan baku X. Yang artinya untuk menghasilkan unit barang A diperlukan 2 unit bahan baku X.
Manfaat dari anggaran kebutuhan bahan baku berguna sebagai dasar untuk penyusunan Anggaran Pembelian Bahan Baku dan Anggaran Biaya Bahan Baku.
Adapaun faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunana kebutuhan anggaran bahan baku, yaitu:
·           Anggaran Unit yang akan Diproduksi, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) barang yang akan diproduksi dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Semakin besar jumlah unit yang akan diproduksi, akan semakin besar pula jumlah unit bahan bakunya, semakin kecil jumlah unit yang akan diproduksi, akan semakin kecil pula jumlah unt bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi.
·           Berbagai standar pemakaian bahan (Standard Usage Rate) dari masing-masing jenis bahan baku untuk proses produksi yang telah ditetapkan perusahaan. Dalam rangka mengetahui jumlah unit bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi, padan umumnya perusahaan telah menetapkan standar-standar pemakaian tiap-tiap jenis bahan baku.

2.      Anggaran Pembelian Bahan Baku
Anggaran Pembelian Bahan Baku berisi rencana kuantitas bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Hal ini harus dilakukan secara hati-hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian. Apabila jumlah bahan baku yang dibeli terlalu besar akan mengakibatkan berbagai resiko, misalnya bertumpuknya bahan baku digudang yang mungkin itu dapat mengakibatkan penuruanan kualitas, terlalu lamanya bahan baku yang bergiliran untuk diproses, atau biaay penyimpanan yang menjadi lebih besar. Apabila jumla bahan baku yang dibeli terlalu kecil juga akan mendatangkan resiko berupa terhambatnya kelancaraan proses produksi, yang akibatnya kehabisan bahan baku, serta timbulnya biaya tambahan untuk mencari bahan baku pengganti secepatnya.
Faktor yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan anggaran pembelian bahan mentah, yaitu:
*      Anggaran pembelian bahan mentah dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Kebutuhan bahan baku
Persediaan akhir                                  +
Jumlah kebutuhan
Persediaan awal                                  -
Jumlah pembelian

*      EOQ atau Economic Order Quantity
Menurut Gunawan (1999:220-221), menjelaskan bahwa hal yang selalu dipikirkan oleh perusahaan selain besarnya kebutuhan, juga besarnya (jumlah) bahan baku setiap kali dilakukan pembelian, yang menimbulkan biaya rendah tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan baku. Jumlah pembelian yang paling ekonomis disebut sebagai Economical Order Quantity (EOQ). Dalam menghitung EOQ dipertimbangkan 2 jenis biaya yang bersifat variabel yaitu :
a.       Biaya pemesanan
Yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan baku. Biaya ini berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pemesanan, semakin tinggi frekuensi pemesanannya semakin tinggi pula biaya pemesanannya. Sebaliknya biaya ini berbanding terbalik dengan jumlah (kuantitas) bahan baku setiap kali pemesananan. Hal ini disebabkan karena semakin besarnya jumlah setiap kali pemesanan dilakukan, berarti frekuensi pemesanan semakin rendah.
b.      Biaya penyimpanan
Yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan penyimpangan bahan baku yang telah dibeli. Biaya ini berubah-ubah sesuai dengan jumlah yang disimpan. Semakin besar jumlah bahan baku setiap kali pemesanan, maka biaya penyimpanan akan semakin besar pula. Jelaslah bahwa biaya penyimpanan mempunyai sifat yang berlawanan dengan biaya pemesanan.
Waktu pembelian dari barang yang paling ekonomis. Dapat dicari rumus:
EOQ =            (2 R.S) / (P.I)
Keterangan :
R = Jumlah bahan mentah yang akan di beli dalam jangka waktu tertentu.
S = Biaya pemesanan
P = Harga per unit bahan mentah
I = Biaya penyimpanan rata-rata yang akan dinyatakan dalam presentase dari persediaan rata-rata.
c.       Lead Time
Merupakan jangka waktu tunggu suatu barang sehingga pada saat barang tersebut datang dapat langsung digunakan.

d.      Re-order Point
Merupakan suatu titik aman bagi perusahaan untuk melakukan pemesanan kembali untuk bahan mentah yang dibutuhkan sehingga barang yang sudah tiba dapat langsung digunakan tepat pada waktunya.
3.      Anggaran Persediaan Bahan Mentah
Beberapa hal yang harus di perinci dalam anggaran persediaan bahan mentah adalah:
o   Jenis bahan yang digunakan.
o   Jumlah masing-masing bahan mentah yang tersisa sebagai persediaan.
o   Harga perunit masing-masing jenis bahan mentah.
o   Nilai bahan mentah yang disimpan sebagai persediaan, dalam hal ini memunculkan metode atau kebijaksanaan
ü  FIFO (first in forst out)
ü  LIFO (last in first out).
Di dalam anggaran persediaan bahan mentah terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya bahan mentah yang tersedia untuk kelancaran suatu proses produksi, yaitu:
·         Jumlah produksi selama satu periode.
·         Safety stock
·         Besarnya pembelian bahan mentah yang ekonomis.
·         Perkiraan fluktuasi harga bahan mentah.
·         Biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan mentah.
·         Tingkat kecepatan bahan mentah akan rusak.

4.      Penilaian persediaan akhhir menggunakan metode AVERAGE
                        Anggaran Biaya Pembelian Material                          Rp 50.000.000
                        Nilai persediaan awal (6.000 Kg × Rp 1.000)           Rp   6.000.000
                                                            Jumlah                                  Rp 56.000.000
                        Nilai Persediaan akhir                                              (Rp   6.085.000)
                        Anggaran penggunaan material                                  Rp 49.915.000


DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan. 1979. Anggaran Perusahaan I. Yogyakarta : BPFE.



0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment