Wednesday, May 21, 2014

Mengapa Wanita Bekerja?

Dalam berkarier, ketika sudah mulai terjebak dengan rutinitas tugas dan irama kerja, kita bisa jadi melupakan alasan awal kenapa kita harus bekerja. Dan kita tidak sendirian... hampir sebagian orang mengalami hal serupa.
Jika mau merenungkan, ada banyak alasan yang mendorong orang untuk melangkah ke tempat kerja dan melaksanakan tugasnya setiap hari. Alasan-alasan itulah yang membedakan performance kerja antara  satu orang dengan lainnya. Ada yang selalu bersemangat dalam bekerja ada juga yang setengah hati. Ada yang sangat malas dan hanya bersemangat saat menjelang gajian atau saat ada pemeriksaan dsb.
Secara umum ada empat alasan yang menjadi dasar orang bekerja:
1.             Bekerja untuk memenuhi tuntutan hidup: pendorong utama kita bekerja adalah semangat memperoleh penghasilan yang dapat digunakan untuk memenuhi tuntutan hidup. Hal ini adalah sesuatu yang wajar. Sebagian besar orang bekerja memang untuk tujuan ini. Namun jangan sampai semangat seperti ini menutup pandangan kita, sebab hal ini akan membuat kita akan giat bekerja jika ada uang di ujungnya. Kita akan diperhamba oleh uang dan akan mengukur segala sesuatu dengan uang. Kita akan seperti bus kota yang mengejar setoran yang melupakan dimensi sosial dalam hidup. Kita akan melupakan sisi lain dalam bekerja  yakni pelayanan yang tulus dan dedikasi. Dua hal yang menjadi dasar untuk bekerja dengan sungguh-sungguh dan berkualitas sehingga dibelakang hari dengan sendirinya akan memberi banyak kebahagiaan bagi kita.
2.             Bekerja sekadar memenuhi kepatuhan: kita bekerja dengan alasan karena orang lain di sekitar kita bekerja. Kita ikut bekerja karena bagi kita begitulah kepatutannya. Selanjutnya, kita datang secara rutin ke tenpat kerja dan bekerja semata-mata untuk memenuhi kewajiban yang ditetapkan sebelum mendapatkan imbalan. Jika kita bekerja dengan pandangan ini, maka kita bekerja dengan perasaan terpaksa. Akibatnya, kita akan bekerja dengan setengah-setengah. Tak ada totalitas dalam sikap bekerja. Kita akan lebih banyak diam begitu tugas sudah beres. Waktu yang tersisa setelah itu akan kita gunakan untuk kegiatan yang tidak ada tujuannya dan tidak mendukung pekerjaan kita sama sekali. Orang akan melihat kita sibuk dan bekerja keras namun sesungguhnya semua itu semu (pseudo-productivity). Karier kita akan sulit menanjak karena hanya sedikit hal yang kita pelajari di luar tugas pokok kita.
3.             Bekerja karena takut sanksi: awalnya mereka bekerja untuk memenuhi tuntutan hidup. Begitu mendapat pekerjaan, mereka melakukannya dengan terpaksa. Dasarnyab hanya sekadar untuk tidak sampai mendapatkan sanksi dalam bentuk apa pun yang memungkinkan mereka kehilangan pekerjaan. Jika kita bekerja dengan prinsip ini, kita akan berusaha tampil manis dalam melakukan pekerjaan untuk mengelabui orang lain dan atasan kita. Di satu sisi, hal ini akan membuat kita terpola sebagai pekerja yang disiplin. Namun, disisi lain secara perlahan tapi pasti telah membentuk diri kita menjadi robot yang sama sekali tak memiliki imajinasi dan kreativitas.
4.             Bekerja karena panggilan hidup: prinsip ini meyakini bahwa bekerja merupakan kewajiban hidup sebab seluruh semesta terikat oleh hukum kerja. Karena itu, tak ada pilihan lagi bagi kita selain bekerja sungguh-sungguh untuk memaknai setiap detik dalam hidup kita. Bahasa keren dari sikap ini adalah ‘profesionalisme’. Sikap ini akan membuat kita bekerja dengan penuh optimisme. Dengan kesadaran yang tinggi kita melibatkan diri dalam persoalan-persoalan yang ada dan menjadi bagian penting dari penyelesaiannya. Bagi kita, pujian atau makian bukanlah perkara besar. Yang utama bagi kita adalah kepuasan karena mampu bertanggung jawab terhadap semua tugas atau pekerjaan. Bekerja dengan landasan ini akan membuat kita menjadi proaktif mencari apa yang belum dilakukan dan senantiasa belajar untuk mengembangkan diri semaksimal mungkin. Kita juga akan belajar mengenai hal-hal baru serta kemungkinan-kemungkinan yang dapat dikembangkan menyangkut pekerjaan kita.
Lalu sebagai perempuan aktif, prinsip manakah yang mendorong kiat beekrja?

Kita mesti merenungkannya dengan tenang. Dan berubahlah jika kita merasa perlu untuk maju... 

0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment